KethoprakJagad Mandala Pictures kali ini mengangkat cerita legenda atau cerita rakyat Jawa Timur yang cukup populer dan banyak diangkat dalam pertunjukan ke Ceritabersambung Sripanggung Kethoprak merupakan karya sastra Jawa yang berhasil membebaskan pemakaian bahasa Jawa ragam krama dalam narasi ceritanya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, dan hubungan-hubungan antarfenomena ContohJudul Cerita Ketoprak. Berikut ini contoh beberapa bentuk teater tradisional yang ada di beberapa daerah di indonesia. Itulah yang dapat kami bagikan terkait contoh cerita ketoprak dalam bahasa jawa. Contoh Naskah Ketoprak Bahasa Jawa | Pdf from (seni budaya) dari wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas. KetoprakMataram (bahasa Jawa: Kethoprak Mataram) Penjelasan tentang permasalahan dalam cerita biasanya disampaikan di adegan ini. Lawak/Humor (bahasa Jawa: Dagelan), merupakan adegan selingan, yang biasanya diperankan oleh abdi/pengasuh putra/putri raja yang bercengkrama di taman. Bisa juga dilakukan di suatu rumah di pedesaan. Dalampertunjukannya ketoprak menggunakan media bahasa Jawa, cerita yang ditampilkan biasanya berkonteks budaya Jawa, sehingga banyak digemari masyarakat Jawa. Kata ketoprak sendiri menurut Kuswadji Kawindrasusanto dalam lokakarya kethoprak tanggal 7-9 Februari 1974 di Yogyakarta berasal dari kata prak, yang merupakan bunyi alat musik Ketoprak(seni budaya) Ketoprak ( bahasa Jawa: kethoprak) adalah sejenis seni pentas drama tradisional yang diyakini berasal dari Surakarta dan berkembang pesat di Yogyakarta, [1] oleh karena itu kesenian ini sering disebut sebagai Ketoprak Mataram . Pada awal mulanya, ketoprak menggunakan iringan lesung (tempat menumbuk padi) yang dipukul ny9eP. Artikel ini berisi tentang Pengertian Kesenian Ketoprak Jawa, Jenis, Ciri, tujuan hingga Sejarah Ketoprak Jawa Tengah. Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan seni dan budayanya sejak zaman dahulu, dan itu telah diakui seantero dunia. Salah satu kesenian terbaik di Indonesia adalah Kesenian Ketoprak Jawa Tengah. Ketoprak adalah kesenian asal Jawa Tengah dan sangat tersohor di Indonesia, khususnya pulau jawa yang meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Meski telah berusia lama, kesenian ini terus dibudayakan dan dilestarikan secara turun-temurun. Menurut banyak sumber, Kesenian Ketoprak berasal dari Provinsi Jawa Tengah, khususnya Surakarta. Namun meskipun begitu, seni drama yang satu ini lebih berkembang pesat di daerah Yogyakarta. Pengertian Ketoprak dalam Bahasa Jawa adalah berasal dari sebuah alat yang bernama Tiprak, yang kata dasarnya adalah Prak, karena bunyi yang dikeluarkan seakan-akan terdengar seperti Prak…Prak…Prak. Pernyataan ini dikemukakan oleh Kuswadji Kawindrasusanta, dalam sebuah bukunya yang disampaikan pada Lokakarya Kethoprak Tahap I 17 – 9 Februari 1974, di Yogyakarta. Karena bunyi yang dihasilkannya itulah, sehingga kesenian ini disebut dengan istilah Ketoprak. Secara Bahasa, Pengertian Ketoprak adalah suatu jenis kesenian berupa Drama, yang dimainkam oleh sekelompok pelakon di atas panggung, dengan mengangkat tema yang beragam, diantaranya perjuangan melawan penjajah, dongeng, legenda jawa, hingga cerita kehidupan sehari-hari, yang juga diiringi lawakan. Ciri-ciri Kesenian Ketoprak paling khas adalah dialognya yang menggunakan bahasa jawa. Tema cerita yang diangkat juga kebanyakan diambil dari dongeng dan legenda-legenda kebudayaan Jawa. Meskipun terus mengalami perubahan alur, namun keaslian dan pemaknaan tidak dihilangkan. Sejarah Kesenian Ketoprak Jawa Untuk sejarah kesenian ketoprak secara lengkap, bisa kamu dapatkan dengan mengunjungi para tokoh masyarakat jawa secara langsung. Karena disini, admin akan menjabarkan sejarah singkatnya saja. Menurut banyak pendapat, Seni Ketoprak telah dikenal sejak kisaran tahun 1922 silam, tepatnya di masa Mangkunegaran, yang awalnya dimainkan dengan Alat Musik Gamelan, yang berupa berupa lesung, alu, kendang dan seruling. Meskipun begitu, ada pula sumber yang menyebutkan bahwa, Kesenian ini telah lahir sejak tahun 1887, yakni melalui beberapa pemuda yang tengah asyik memainkan lesung penumbuk, dengan memukul-mukulnya, serta diiringi lantunan Dolanan. Pertunjukkan sederhana pun akhirnya muncul, yang lama-kelamaan terus dimainkan oleh pemuda-pemuda di desa. Sehingga, menarik minat RM Wreksodiningrat, yang juga merupakan seorang seniman dan wayang, dari Keraton Surakarta untuk menciptakan Kesenian Ketoprak ini di tahun 1914. Perkembangan terjadi begitu cepat. Hal ini bukanlah suatu keheranan, sebab, masyarakat Jawa kala itu memang membutuhkan hiburan baru, karena telah bosan dengan hiburan-hiburan lama, yang itu-itu saja. Pada mulanya, pementasan yang dilakukan hanya melibatkan kaum Pria saja. Namun setelah melalui berbagai macam inovasi dan perubahan, kini kamu bisa menyaksikan para wanita-wanita yang lihai dalam memainkan peran mereka. Jika kamu merasa belum puas, tenang, pertunjukkan kesenian Ketoprak bahkan bisa berlangsung hingga 6 jam loh, tentunya menyesuaikan dengan naskah dan alur cerita yang dimainkan. Namun sayangnya, bahasa yang digunakan mayoritas hanyalah Bahasa Jawa saja. Perkembangan Kesenian Ketoprak Jawa Setelah memahami pengertian dan asal-usul kesenian Ketoprak di atas, di bawah ini akan saya jabarkan mengenai perkembangan Kesenian Ketoprak dari masa ke masa secara singkat. Di awal kemunculannya, Kesenian Ketoprak hanya dimainkan di lingkungan Keraton Kerajaan saja, sehingga Perkembangan ke wilayah lain sangat lambat, yang mengakibatkan kesenian ini tidak dikenal luas oleh masyarakat umum di jawa. Namun pada masa kerajaan Mangkunegaran di Surakarta, tepatnya di tahun 1922, kesenian ini mulai diperkenalkan ke publik. Ini tidak lepas dari ketertarikan pihak Keraton, sehingga mereka ingin bahwa kesenian asli ini bisa tersebar secara luas. Karenanya, banyak perubahan yang dilakukan seiring perkembangan yang semakin pesat. Iringan Gamelan yang mulanya hanya berupa lesung, alu, kendang, dan seruling kemudian di-upgrade agar lebih menyesuaikan. Baca juga Fungsi Musik dalam Pementasan Drama Nah, di bawah ini adalah beberapa Periode Perkembangan Kesenian Ketoprak secara lengkap, yang mencakup beberapa tahap 1. Periode Gejog atau Lesung 1887-1908 Ini adalah periode pertama. Seperti yang sempat saya singgung di atas, dimana beberapa pria membentuk sebuah pertunjukkan seni sederhana, yang berupa pementasan dan iringan alat musik, serta menceritakan tema dalam kehidupan sehari-hari di pedesaan. Ini merupakan cikal-bakal terbentuknya Kesenian Ketoprak di Jawa Tengah. Penyebabnya tidak lain adalah keinginan mereka untuk mendapatkan jenis hiburan baru, yang sejatinya tidak membosankan untuk dimainkan dikala waktu senggang. 2. Periode Wreksadiningrat 1908-1925 Pada masa ini, digadang-gadang sebagai masa dimana Ketoprak berjaya, karena Wreksadiningrat tokoh seni kala itu menjadikan Ketoprak sebagai Kesenian Tradisional milik Kerajaan / Keraton. Tentunya, hal ini akan mendongkrak eksistensi Ketoprak di mata tanah Jawa. Dalam pemeliharaan Keraton, Wreksadiningrat menciptakan beberapa inovasi besar, yang mengubah beberapa unsur dasar kesenian ini, salah satunya adalah penggantian Lengsung menjadi Gamelan sebagai alat pengiring utama. Yang semula menggunakan lagu Dolanan, diganti dengan tembang macapat dan tembang tengahan. Dalam artian, tema dan lirik lagunya lebih banyak mengisyaratkan keagungan dan pujian terhadap Keraton. 3. Periode Wrektasama 1925-1927 Periode Wreksadiningrat pun berakhir tanpa ada yang meneruskan untuk beberapa waktu. Namun saat memasuki periode Wrektasama, Kesenian Ketoprak diangkat kembali, dan mulai menunjukkan eksistensi mereka hingga ke liar Keraton. Tidak sampai disitu, Inovasi yang terwujud pada periode ini adalah penambahan iringan musik seperti saron, gitar, biola, mandolin, kenong, kempul dan gong, yang akhirnya menambah derajat dan kepopuleran Ketoprak hingga ke luar daerah. Di sisi lain, tema-tema yang dimainkan juga semakin berani. Yang sebelumnya mayoritas hanya tentang kehidupan sehari-hari, pada masa ini telah temanya telah bertambah, hingga mengusung cerita babad atau kisah berdirinya suatu kerajaan. 4. Periode Krida Madya Utama 1927-1930 Ini adalah masa dimana Kesenian Ketoprak Jawa telah menyebar luas di berbagai daerah. Para kelompok seni juga sudah berkeliling untuk mementaskan, sekaligus memperluas pengenalan mengenai Kethoprak. Seiring waktu berlalu hingga tahun 1930, kesenian ini menjadi sangat terkenal di masa itu. Penyebarannya sangat cepat, mulai dari daerah-daerah pedesaan hingga ke pesisir Jawa tengah, termasuk Yogyakarta. 5. Periode Gardanela 1930-1955 Perkembangan Kesenian Ketoprak pada fase ini, kembali mengalami sejumlah perubahan. Ada 2 hal yang cukup menonjol yakni alat musik pengiring, dan kostum / seragam yang digunakan para pelakon. Untuk kategori alat musik pengiring, keseluruhan telah diubah menjadi seperangkat Gamelan secara komplit yang berlaras Pelog. Sedangkan untuk tata busana, menggunakan pakaian yang menjadi kebesaran Keraton. Selain itu, tema cerita yang diangkat juga sudah terdapat beberapa yang dari luar negeri, seperti contohnya Sampek Engtay, Johar Manik. Intinya, fase ini mengalami inovasi secara besar-besaran, karena banyak perubahan dari segi elemen dasarnya. Baca juga Jenis Alat Musik Berdasarkan Bunyi 6. Periode Ketoprak Moderen 1955 – 1958 Alur perkembangan Kesenian Ketoprak akhirnya memasuki masa Modernisasi. Pada periode ini, telah muncul cukup bangak grup-grup / kelompok kesenian, yang menjadi pengembang Ketoprak di berbagai daerah, serta memiliki penggemar sendiri-sendiri. 7. Periode Gaya Baru 1958-1987 Pada fase berikutnya ini, perkembangan tercermin dari pengadaan perlombaan-perlombaan Ketoprak di berbagai daerah, mulai dari Jawa Tengah, Yogyakarta hingga Jawa Timur. Ini disebabkan karena kesenian Ketoprak yang telah berhasil dikenal luas. Dengan adanya perlombaan semacam ini, maka akan semakin meningkatkan eksistensinya di mata masyarakat, dari masa ke masa. 8. Ketoprak Masa Kini 1980-1990 Pada fase ini, Seni Pertunjukkan Ketoprak telah terombak habis-habisan dari unsur aslinya. Meski tidak menghilangkan pemaknaan dasar, namun segenap perubahan dari inti seni ini sendiri, sejatinya telah berhasil merubah banyak hal. Pada fase ini, tema cerita yang dibawakan tidak lagi terikat dengan Kebesaran Keraton saja, namun telah bebas membawakan tema apapun, begitu juga dengan peran dari masing-masing tokoh. Kisaran tahun 1995, hadirlah sub seni dari Ketoprak, yang dinamakan Ketoprak Humor, dimana sub ini lebih mengedepankan sisi humor dan guyonan. ” Begitulah hingga saat ini, perkembangan akan terus terjadi. Tugas kita adalah melestarikan dan menjaganya sampai kapanpun. “Admin Ciri ciri Kesenian Ketoprak Jawa Nah, Beberapa Karakeristik Kesenian Ketoprak antara lain adalah sebagai berikut Tema cerita yang dibawakan sangat beragam, mulai dari cerita legenda, dongeng, babad, sejarah dan lain-lainTata busana yang dikenakan menyesuaikan dengan latar belakang cerita, serta peran masing-masing para pelakonMenggunakan alat musik pengiring yang bervariasi pula, baik alat musik tradisional hingga modernDurasi waktu pementasan cukup panjang, bahkan ada yang sampai 6 jam. Jenis Ketoprak Jawa Kesenian Ketoprak Jawa Tengah Dari perjalanan panjangnya, jenis-jenis Ketoprak secara umum terbagi menjadi 3 kelompok, yakni Ketoprak Leaung, Mataram dan Dor. Berikut pengenalan singkatnya 1. Ketoprak Lesung Ini adalah jenis pertama sekaligus menjadi cikal-bakal perkembangan Ketoprak. Bagi yang belum tahu, Lesung adalah sebuah alat tempat menumbuk padi, cara menggunakannya ialah dengan menghentakkan tongkat yang ujungnya bulat. Hentakan tersebut akan menghasilkan bunyi yang cukup keras. Maka dari hasil bunyi tersebut dikombinasikan antara satu dengan yang lain, sehingga menciptakan alunan suara yang tersusun. Menurut situs untuk mementaskan Ketoprak Lesung ini, dibutuhkan setidaknya 10-15 pemain pria dan wanita, serta 5-7 orang sebagai pemusiknya. Memang semua tergantung dari tema cerita dan keadaan saat tersebut. 2. Ketoprak Mataram Berikutnya bernama Mataram, yang merupakan hasil dari perkembangan Ketoprak Lesung di atas. Alat musik yang digunakan adalah Gemalan Jawa, serta berkembang pesat di Jateng, Jatim dan DI Yogyakarta. Terdapat 4 macam pengelompokan adegan dalam jenis ini, yakni Jejer / Pasewakan, Lawak, Perang dan Roman Gandrung. Untuk tema cerita tidak terbatas alias bebas dari mana saja. 3. Ketoprak Gor Yang terakhir bernama Gor. Pada pementasan seni yang satu ini, tidak lagi mengusung unsur “Jawa” sepenuhnya, tapi sudah terkombinasi dengan budaya Melayu, India bahkan Tionghoa, dengan ciri khas berupa bahasa, lakon dan musik. Ketoprak Dor merupakan warisan tradisi hiburan orang-orang Jawa Deli di Sumatra bagian Timur. Seni pertunjukan ini lahir di tengah-tengah situasi perbudakan terburuk dalam sejarah Asia Tenggara dan menjadi bagian sejarah kuli kontrak di tanah Deli Fungsi Seni Ketoprak Kita menyadari bahwa, hampir keseluruhan dari kesenian peninggalan nenek moyang kita, selalu mengedepankan makna didalamnya, sehingga tiap-tiap seni dan kebudayaan punya perbedaan, tujuan dan fungsinya masing-masing. Hal ini tidak terlepas dari Kesenian Ketoprak Jawa Tengah, yang sejatinya juga memiliki beberapa fungsi, terutama dalam bidang Hiburan, penyampaian pesan, hiburan bahkan, unsur keagamaan bahkan ritual. Setelah mengetahui Pengertian Kesenian Ketoprak, sejarah singkat hingga fase-fase perkembangannya di atas, di bawah ini ialah beberapa Fungsinya dalam berbagai elemen kehidupan 1. Bidang Pendidikan Untuk bidang pendidikan, Nilai kesenian akan tertransformasi melalui unsur-unsur kebudayaan yang terkandung didalamnya. Dalam pertunjukkan Ketoprak, Pelakon utama pasti akan jadi pusat perhatian, sekaligus panutan bagi para penonton. Sehingga, keberadaannya bisa dimanfaatkan dalam penyampaian nilai dan norma berupa ajaran positif. Untuk itu, setiap pelakon harus mampu membawakan perannya sebaik mungkin, supaya penyaluran makna bisa mengalir dengan lancar kepada penonton. Kelebihan lainnya adalah, Pementasan Ketoprak mengusung bahasa jawa asli, serta dialog yang dibawakan juga menjunjung tinggi nilai kesopanan dalam bertutur kata. Misalnya, ketika pemeran Prajurit berbicara kepada Raja, begitu pula sebaliknya. Jadi, para penonton bisa menarik kesimpulan secara individual, tentang bagaimana cara berbicara yang dianjurkan, terhadap orang yang berbeda status, baik yang statusnya lebih tinggi maupun rendah. 2. Bidang Ritual / Keagamaan Yang namanya tradisi, sangat dekat dengan istilah Ritualitas. Hal ini juga tidak lepas dari Kesenian Ketoprak Jawa, yang sejatinya juga melekat unsur ritual keagamaan. Bahkan di sebagian daerah, kamu akan menemukan adanya berbagai sesajian yang terlihat sebelum pertunjukkan dimulai. Sebenarnya, ini adalah kepercayaan kuno tentang keyakinan bahwa, jika suatu persembahan dilakukan, maka bisa memperlancar jalannya pertunjukkan, dan permohonan-permohonan akan terlaksana dengan baik. Hal semacam ini tidak hanya terdapat pada Pementasan Ketoprak saja, tapi pada tiap-tiap tradisi dan hampir secara umum, misalnya pertunjukan Kuda Lumping, Kuda Kepang, Debus dan lain sebagainya. 3. Bidang Hiburan Keindahan suatu seni bisa dinikmati oleh siapapun, dan memang itulah tujuannya. Selain sebagai media atas pengekspresian sesuatu serta penyaluran makna yang terkandung, pementasan tradisi secara tidak langsung juga diminati berdasarkan hiburan. Terlebih lagi Kesenian Ketoprak yang memiliki sub Humor, tentunya makna sebagai Hiburan semakin terpampang jelas, selain itu juga dikemas secara ringan, tidak melulu serius dan banyak lawakan / guyonan yang membetahkan. 4. Kritik Sosial Tahukah kamu? Dulu, di pertengahan abad ke-19, pertunjukkan Seni Ketoprak pernah dilarang di seluruh daerah oleh pemerintah Jepang sebelum Merdeka, alasannya adalah karena terlalu banyak mengkritik kepemerintahan. Sebenarnya hingga kini, tidak hanya Ketoprak, kesenian tradisional lainnya juga masih banyak yang mengandung kritik sosial didalamnya. Salah satu penyebabnya adalah karena masih banyak yang menganut paham Paternalistik, yang menyebabkan mereka tidak bisa mengkritik secara langsung. Sehingga, mereka meng-apresiasikannya melalui kesenian, baik itu terdapat pada gerak tari, bahasa tubuh saat drama, pantun, puisi, lagu dan jenis-jenis kesenian lainnya yang berkembang di Indonesia. Makalah Kesenian Ketoprak Informasi di atas sekiranya sudah bisa memberikan gambaran yang lengkap, serta cocok untuk dijadikan referensi utama maupun tambahan bagi kamu, yang tengah mencari maupun menambah wawasan mengenai kebudayaan di Jawa Tengah. Dan jika kamu punya tugas sekolah atau kuliah, untuk membuat sebuah Makalah tentang kesenian, kamu bisa membuat Makalah Kesenian Ketoprak ini. Untuk selengkapnya, silakan download filenya Disini. Penutup Demikianlah, informasi kali ini dari Senipedia, tentang Pengertian Kesenian Ketoprak Jawa Tengah, Sejarah, perkembangan, ciri, jenis hingga Fungsinya dalam kehidupan. Semoga bermanfaat dan terima kasih. Ref Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apa itu ketoprak? Di wilayah Jawa Barat dan Jakarta, ketoprak adalah nama makanan khas Betawi. Tapi di Jawa Tengah dan jawa Timur, ketoprak adalah sebuah seni pertunjukan tradisional, yang merupakan sandiwara/drama dengan lakon sejarah nusantara jaman kerajaan. Tapi kali ini, meski saya tinggal di Jawa Timur, yang akan kita bahas adalah tentang ketoprak yang merupakan makanan khas Betawi. Ada juga yang menganggap ketoprak berasal dari Cirebon. Di Bogor, mungkin kuliner yang paling mirip adalah ketupat bumbu. Yang jelas bukan Jawa Tengah atau Jawa Timur, sebab ketoprak di ke dua daerah itu adalah sebuah seni pertunjukan. Asal usul dan Nama KetoprakCerita asal nama ketoprak dan munculnya kuliner ini ada banyak versi. 1. Kata ketoprak berasal dari bahannya, yaitu ketupat dan toge yang digeprak. Ini karena penjualnya membunyikan suara prakkk.. Prakkk.. Prakkk.. untuk menarik atau memberitahukan kehadirannya pada calon pembeli. 2. Ketoprak muncul dari kreasi penjual agar dagangannya laku dan laris terjual. 1 2 3 4 Lihat Foodie Selengkapnya Di dalam merancang pertunjukan teater, dibutuhkan seorang sutradara yang bertanggung jawab pada wilayah pemanggungan. Sutradara ialah orang yang mengaktualisasikan naskah ke dalam pentas. Ia akan dihadapkan pada pemeran pemain, staf panggung seperti pemusik dan tim artistik lain, serta tak lupa publik atau penonton. Sutradara harus menyiapkan perencanaan kerja dan usaha-usaha kreatif bagi naskah yang dipilih dan akan dipertunjukkan. Langkah-langkah kerja sutradara mengenai konsep penggarapan sebagai bentuk penyutradaraan sebuah naskah yang telah dipilihnya tersebut, akan berkaitan dengan tugasnya selaku koordinator dalam latihan dan pentas. Japi Tambayong berpendapat bahwa tugas sutradara meliputi " memilih naskah, menentukan pokok penaf-siran, memilih pemain, bekerja dengan staf, melatih pemain, dan mengkoordinasi setiap bagian " 1981 68-70. Sementara Harymawan dalam bukunya berjudul Dramaturgi menguraikan tugas dalam proses sutradara adalah menentukan nada dasar, casting, tata dan teknik pentas, menyusun mise en scene, menguatkan atau melemahkan scene, menciptakan aspek-aspek laku, dan memengaruhi jiwa pemain 198866. Adapun secara garis besar tugas sutradara menurut Harymawan sebagai berikut